1. Jangan gunakan e-mail gratisan
Konsekuensi dari e-mail gratis adalah banyaknya iklan-iklan yang masuk ke dalam e-mail kita, baik dari pengelola layanan yang bersangkutan, maupun pihak lain yang menjadi sponsor layanan tersebut. Hal ini wajar, sebab pengelola layanan e-mail gratisan tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menjalankan pekerjaannya, sehingga mereka butuh suntikan dari para sponsor.
Tips ini tentu tidak berlaku bagi anda yang belum mampu menyisihkan sedikit kocek untuk menggunakan e-mail berbayar.
2. Jangan bergabung ke dalam banyak milis
Semakin banyak anda bergabung ke dalam milis semakin besar peluang e-mail spam masuk lewat milis-milis tersebut. Kalaupun ingin bergabung ke dalam milis, sebaiknya jangan asal gabung. Tapi lihatlah sesuai kebutuhan anda. Jangan jadikan milis sekedar tempat ngobrol belaka. Cari milis yang benar-benar bisa memberikan manfaat dari segi keilmuan.
Pengetahuan tentang keaktifan moderator milis untuk menjaga milisnya dari serangan spammer menjadi hal yang wajib sebelum anda memutuskan untuk bergabung ke milis tersebut.
3. Jangan asal 'klik' pada e-mail penawaran produk
Selain menghindari modus penipuan (fraud), hal ini juga bentuk antisipasi masuknya spam yang lebih banyak.
Sebab, sekali saja anda meng-klik alamat situs yang tertera di dalam e-mail yang menawarkan produk tertentu maka sang spammer akan tahu bahwa e-mail anda masih aktif dan ia akan mengirimkan spam lebih banyak lagi.
Begitu juga ketika ada pesan 'baik hati' yang menerangkan bahwa jika anda tak ingin menerima e-mail tawaran seperti itu lagi anda mesti meng-klik opsi "Unsubscribe". Padahal yang terjadi sebaliknya. Spammer akan terus mengirim spam dengan jumlah yang lebih besar.
4. Jangan mudah me-'reply' e-mail yang tidak dikenal pengirimnya
Alasannya sama seperti point ke-3 di atas. Namun, bahaya fraud jauh lebih besar disini. E-mail spam yang sempat membuat geger jagat maya beberapa waktu lalu adalah dari seseorang yang mengaku ahli waris dari seorang milyuner di salah satu negara benua Afrika.
Ia mengatakan bahwa awalnya ia adalah seorang warga negara biasa yang kehidupannya biasa-biasa saja, bahkan bisa dibilang tergolong miskin. Namun satu hari, ia terkejut karena ternyata ia adalah seorang ahli waris dari seorang pengusaha kaya!
Pada saat pewaris meninggal, ia mendapat warisan sekian puluh juta dollar AS dalam bentuk batangan emas yang disimpan di bank Swiss. Namun, untuk mencairkannya ia butuh jaminan dan 'uang muka'. Karena tidak memiliki cukup uang, maka ia mengajak kerjasama dengan orang-orang yang dikirimi e-mail untuk mengumpulkan 'uang muka' tersebut. Hasilnya, ia menjanjikan akan membagi-bagikan warisannya kepada para penyetor.
Saya tak tahu berapa banyak mangsa yang tergiur dengan tawaran ini, tapi yang jelas semua itu bohong belaka. Anda tak akan pernah menerima satu sen pun dari si pengirim e-mail! Waspadalah!
5. Jangan ragu untuk langsung menghapus
Bila suatu waktu nanti anda mendapatkan e-mail yang diyakini sebagai spam sebagaimana telah dijelaskan pada point ke-3 dan ke-4 di atas, sebaiknya langsung hapus saja!
Sebab, ada beberapa kasus begitu e-mail itu dibuka (walau anda belum me-reply ataupun meng-klik alamat yang ada di dalamnya), maka spammer sudah dapat mengetahui bahwa e-mail anda masih aktif dan ia akan semakin gencar melancarkan spam ke e-mail anda.
6. Jangan sembarangan menampilkan alamat e-mail
Kalau anda adalah seorang aktivis forum (biasa aktif di banyak forum), sebaiknya manfaatkan pilihan "jangan tampilkan alamat e-mail kepada anggota lain". Sebab, anda tak akan pernah tahu bila diantara anggota forum tersebut ada yang berprofesi sebagai spammer. Terlebih, bila itu adalah forum underground.
7. Hindari penggunaan tag 'mailto:alamatku@blablabla.com'
Bagi anda yang memiliki situs/blog biasanya menggunakan tag:
Kode:
<a href=\"mailto:alamatku@blablabla.com\">Hubungi E-mailku!</a>
untuk memudahkan pengunjung situs/blog menghubungi anda secara personal. Tapi sadarkah anda bahwa hal ini sesungguhnya menjadi sasaran empuk bagi para spammer?
Ya, modus lain yang biasa dilakukan spammer dengan menggunakan program semisal robot spam. Tugasnya adalah mencari target yang menggunakan tag seperti yang saya tuliskan di atas. Setelah berhasil menemukannya, maka secara otomatis ia akan mengirimkan spam ke alamat e-mail yang tertera.
8. Blokir alamat e-mail pengirim spam
Untuk yang menggunakan e-mail berbayar, anda cukup menghubungi admin terkait untuk meminta agar alamat e-mail yang terindikasi sebagai spammer tidak diijinkan masuk ke dalam inbox anda.
Sementara yang masih menggunakan e-mail gratisan, seperti Yahoo! Mail, anda bisa memanfaatkan fasilitas "Blokir Alamat". Ada 2 cara:
- Pada e-mail yang masuk ke dalam Inbox dan anda curigai sebagai spam, sorot dengan cursor, lalu klik tab "More Actions" di atas, scroll ke bawah, dan klik "This is Spam".
Apabila suatu waktu setelahnya anda masih tetap menerima e-mail yang sama dari pengirim yang sama, gunakan lagi cara ini. Sebab, semakin sering anda melaporkan alamat tersebut sebagai spam, semakin intensif pengelola Yahoo! Mail untuk mem-blok alamat tersebut.
Bagi pengguna Google Mail, caranya juga sama seperti di atas.
Dari pojok kanan atas halaman Inbox, klik "Options" -> "Mail Options"
Pada kolom sebelah kiri, klik "Spam"
Pada kolom kanan, anda bisa memasukkan alamat-alamat pengirim spam. Sekarang Yahoo! Mail telah memfasilitasi hal ini hingga 500 alamat! Hebatnya, disini anda tidak hanya bisa memasukkan alamat "username@domain.com" tapi juga langsung "domain.com", bila yakin domain tersebut memang biasa mengirimkan e-mail spam. Konsekuensinya, seluruh e-mail yang berasal dari domain tersebut akan dihalangi masuk ke dalam mailbox anda.
Silahkan pelajari lebih lanjut tentang hal ini di Pusat Bantuan Anti-Spam Yahoo!
Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan "Program Abuse" buatan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Anda bisa mengirimkan e-mail ke abuse@apjii.or.id untuk meminta APJII memonitor para penjahat cyber (termasuk spammer).
9. Pasang program Anti-Spam
Berterima kasihlah kita kepada mereka-mereka yang telah membantu membuatkan berbagai macam program pencegah spam. Mulai dari yang berbayar hingga gratisan pun ada. Tentu dengan tingkat efektivitas yang berbeda. Bagi yang ingin memanfaatkan program anti-spam gratisan, anda bisa mencoba SPAMNET dari www.cloudmark.com atau MAILWASHER dari www.mailwasher.net.
10. Tetap perhatikan isi kotak 'Spam'
Setiap teknologi pasti punya kelemahan. Jangan pernah berpikir layanan e-mail tertentu memiliki teknologi anti-spam yang aman 100%. Semenjak diluncurkan, banyak paradigma yang muncul bahwa layanan e-mail gratis dari Google Mail adalah yang paling aman, sehingga mereka yang belum berapa lama menggunakan Gmail sudah berani pamer dengan mengatakan "Ah, enakan di Gmail, ga ada spamnya tuh!". Tidak salah memang, tapi juga tidak tepat.
Tidak salah karena Google memang telah menerapkan teknologi spam terbaru dan dengan peraturan yang lebih ketat agar membuat nyaman para pemakainya. Namun juga tidak tepat, lantaran layanan ini masih sangat baru serta belum banyaknya groups-groups (milis) yang menggunakan Gmail.com.
Ada kalanya teknologi (walau terbaru sekalipun) yang digunakan oleh suatu layanan e-mail tertentu salah menafsirkan e-mail yang bukan spam masuk ke dalam kotak Spam, begitu juga sebaliknya, e-mail spam bisa saja masuk ke dalam Inbox anda. Jadi, untuk menghindari kehilangan informasi penting dari e-mail rekan anda, sebelum membersihkan kotak Spam, sebaiknya telusuri lebih dulu kotak Spam dengan teliti barangkali ada e-mail penting yang terselip di antara e-mail-e-mail spam tersebut.
11. Biarkan e-mail dalam keadaan 'Bouncing'
Bouncing adalah satu situasi dimana e-mail yang terkirim tidak bisa masuk, karena ruang dalam mailbox penuh.
Hal ini biasa dilakukan oleh mereka yang telah bosan mengurusi spam atau sekedar ingin membuat jera spammer. Sebab, apabila e-mail target penuh, maka spammer akan menerima e-mail pemberitahuan kegagalan pengiriman e-mail. Semakin banyak e-mail yang dikirim, maka akan semakin banyak pula e-mail pemberitahuan yang masuk ke dalam mailbox spammer.
Saat membiarkan e-mailnya bouncing, korban biasanya menggunakan layanan e-mail lain. Baru setelah beberapa lama kemudian dan merasa spammer sudah berhenti mengirimkan e-mail spam, ia akan menggunakan lagi e-mail asalnya.
Trik ini tentu tidak mudah diterapkan bagi anda yang punya tingkat produktivitas e-mail yang tinggi.